CelotehanMuslim - Cintamu itu terlalu besar dan ganas serupa tsunami yang siap memporak-porandakan kehidupanku. Itu sebabnya aku memilih untuk menolakmu. Susah payah kutata hati sedemikian rupa. Aku tidak rela menyerahkan hidup pada kehancuran. Namun, ternyata kau tak bisa menerimanya begitu saja. Kau menginginkan diriku dengan sangat berlebih.
Berbagai cara yang kau tempuh itu juga sangat berlebihan. Kau terus memancing emosi agar aku mau bicara denganmu. Kau juga menggunakan cara-cara ekstrim untuk menjauhkanku dari orang-orang terdekat. Kau sebarkan fitnah bahwa aku adalah penyuka sesama jenis. Dan itu kau lakukan hanya agar tak ada seorang pria pun yang tertarik untuk medekatiku. Namun sayang, kau kalah cepat. Putra agama telah lebih dulu menyunting diriku. Sehingga membuatmu patah hati.
Tak puas sampai di situ saja. Kau menuduhku munafik hanya karena menolak berselingkuh.
Tunggu dulu! Apa kau bilang? Munafik? Apa kau sudah selesai membaca kitab, dan memahami betul apa itu munafik? Percuma aku jelaskan panjang lebar kepadamu. Kau tidak akan peduli.
Apa kau tahu, jika kuturuti kehendakmu mungkin kau akan berhenti mengatai aku sebagai seorang munafik. Tapi aku akan terjerumus menjadi orang yang fasik. Kau tidak tahu juga apa itu fasik? Ah, lupakan.
Istana yang telah kubangun bersama pria Saleh itu sudah berdiri megah. Di dalamnya ada surga yang dapat kulihat begitu dekat.
Jujur saja, aku melihat bayangan malaikat pada dirimu. Sungguh. Ya … Tak hanya satu, tetapi banyak. Malaikat Zabaniah yang di tangan mereka terdapat cambuk dan gada api yang mengerikan. Kau tahu kan di mana Malaikat Zabaniah itu bersemayam? Sungguh aku hanya menyukai sungai-sungai mengalir yang sejuk dan manis di rumahku yang senantiasa di tunjukkan oleh pria saleh pilihanku.
Jadi …
Maafkan aku, lupakan aku.
sumber : islampos.com
0 komentar:
Posting Komentar